Sabtu, 15 April 2017

Dahan, Daun dan Angin


‘Seperti daun yang gugur tertiup angin’..

Selalu tentang daun yang terbawa angin..

Mengapa?

Bukankah ironi sebenarnya milik dahan?

Ditinggalkan

Tanpa bisa berontak

Ditinggalkan

Dan tak bisa menolak

Ditinggalkan

Diam

Berpasrah

Sudah seharusnya



Mengapa selalu daun yang menjadi sorotan?

Bukankah ia terbang, melihat dunia baru bersama angin?

Sedangkan dahan?

Berjuang bertahan,

Diam, tak bisa beranjak

Terpaku, dipaksa melihat, mengulang semua kenangan

Menunggu, akan daun lain untuk tumbuh

Hanya untuk kembali direnggut oleh angin

Jadi untuk apa dahan?



Tetapi apakah hanya segitu?

Dahan yang tersakiti, daun yang pergi

Bukan kah daun sudah mencoba bertahan

Hanya untuk layu

Karena daun tak hanya Satu



Salahkah bila pada akhirnya daun tergoda

Oleh angin yang terus berhembus membisikan dunia

Karena mati tak bisa dihidari

Dan terbang lebih baik daripada meratapi diri



Maka daun terbang, melihat dunia lalu mati

Sedangkan dahan dikutuk untuk diam dan menerima

Angin kembali mencari, hanya untuk ditinggal lagi

Cinta memang berbahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar